Pages

Minggu, 08 Mei 2016

Sistem Imun



Pengertian Sistem Imun 


      Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan terhadap benda asing dan patogen yang disebut sebagai sistem imun. Respon imun timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya. Sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah atau non spesifik (natural/innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired). Baik sistem imun non spesifik maupun spesifik memiliki peran masing-masing, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan namun sebenarnya ke dua sistem tersebut memiliki kerja sama yang erat.


Pembagian Sistem Imun

Hasil gambar untuk pembagian sistem imun
  1. Sistem Imun non Spesifik
    Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu siap dan memiliki respon langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada individu yang sehat. Sistem imun ini bertindak sebagai lini pertama dalam menghadapi infeksi dan tidak perlu menerima pajanan sebelumnya, bersifat tidak spesifik karena tidak ditunjukkan terhadap patogen atau mikroba tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifitas dan mampu melindungi tubuh terhadap patogen yang potensial. Manifestasi respon imun alamiah dapat berupa kulit, epitel mukosa, selaput lendir, gerakan silia saluran nafas, batuk dan bersin, lisozim, IgA, pH asam lambung. 
    Pertahanan humoral non spesifik berupa komplemen, interferon, protein fase akut dan kolektin. Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi. Komplemen juga berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis yang dapat menimbulkan lisis bakteri dan parasit. Tidak hanya komplemen, kolektin merupakan protein yang berfungsi sebagai opsonin yang dapat mengikat hidrat arang pada permukaan kuman.
     Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Peningkatan kadar Creactive protein dalam darah dan Mannan Binding Lectin yang berperan untuk mengaktifkan komplemen terjadi saat mengalami infeksi akut.
    Sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear serta sel Natural Killer dan sel mast berperan dalam sistem imun non spesifik selular.
  Neutrofil, salah satu fagosit polimorfonuklear dengan granula azurophilic yang mengandung enzyme hidrolitik serta substansi bakterisidal seperti defensins dan katelicidin. Mononuklear fagosit yang berasal dari sel primordial dan beredar di sel darah tepi disebut sebagai monosit. Makrofag di sistem saraf pusat disebut sebagai sel mikroglia, saat berada di sinusoid hepar disebut sel Kupffer, di saluran pernafasan disebut makrofag alveolar dan di tulang disebut sebagai osteoklas.
    Sel Natural Killer merupakan sel limfosit yang berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap virus dan sel tumor. Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan imunitas terhadap parasit dalam usus serta invasi bakteri.

        2. Sistem Imun Spesifik

    Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenali benda yang dianggap asing. Benda asing yang pertama kali muncul akan segera dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut. Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan.1 Respon sistem imun spesifik lebih lambat karena dibutuhkan sensitisasi oleh antigen namun memiliki perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama. Sistem imun ini diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T yang berasal dari sel progenitor limfoid.

a. Sistem imun spesifik humoral
  Limfosit B atau sel B berperan dalam sistem imun spesifik humoral yang akan menghasilkan antibodi. Antibodi dapat ditemukan di serum darah, berasal dari sel B yang mengalami proliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma. Fungsi utama antibodi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. Sel B memiliki reseptor yang spesifik untuk tiap-tiap molekul antigen dan dapat dideteksi melalui metode tertentu melalui marker seperti CD19, CD21 dan MHC II.

b. Sistem imun spesifik selular
  Limfosit T berperan pada sistem imun spesifik selular. Pada orang dewasa, sel T dibentuk di sumsung tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di kelenjar timus. Persentase sel T yang matang dan meninggalkan timus untuk ke sirkulasi hanya 5-10%. Fungsi utama sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap bakteri intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan.
   Sel T terdiri atas beberapa subset dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu sel Th1, Th2, Tdth, CTL atau Tc, Th3 atau Ts atau sel Tr. CD4+ merupakan penanda bagi sel T helper dan CD8 merupakan penanda dari CTL yang terdapat pada membran protein sel.


Pengertian Antibodi

Antibodi adalah sekelompok substansi protein yang diproduksi karena adanya pajanan antigen terhadap limfosit. Antibodi bisa juga disebut sebagai imunoglobulin (Ig).

Struktur Antibodi

Antibodi tersusun oleh 4 rantai polipeptida (2 rantai polipeptida berat atau "heavy chain" dan 2 polipeptida ringan atau "light chain". Antibodi mempunyai bentuk seperti huruf Y. Kedua lengan bagian atas disebut daerah variable, karena dapat berubah-ubah sesuai dengan antigen yang diikat. Sedangkan lengan bagian bawah disebut daerah constan, karena daerah tersebut tidak dapat berubah bentuk.


Interaksi Antigen-Antibodi

Antaran antigen dan antibodi mempunyai beberapa macam interaksi, seperti :
1. Netralisasi, yaitu antibodi yang menghalangi antigen untuk berikatan dengan sel lain sehingga tidak menimbulkan efek yang merugikan.
2. Aglutinasi, yaitu antigen yang dianggap asing oleh antibodi diikat lalu membentuk gumpalan. Terjadi apabila antigen bersifat karier, contohnya eritrosit.
3. Presipitasi, yaitu antigen dan antibodi yang mengendap ketika bertemu. Hal ini dapat terjadi jika antigen bersifat larut air.

Jenis-Jenis Antibodi

Antibodi mempunyai 5 jenis yang berbeda, yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE.

1. Imunoglobulin G

Merupakan jenis Ig terbanyak pada tubuh, dan satu-satunya Ig yang dapat menembus plasenta sebagai pertahanan pada bayi. IgG mempunyai 4 subkelas, yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.

2. Imunoglobulin A

Merupakan jenis Ig terbanyak kedua pada tubuh. Ig ini berfungsi menjaga permukaan luar tubuh. Biasanya ditemukan pada air mata, saliva, kolostrum, dan mukus. IgA mempunyai 2 subkelas, yaitu IgA1 dan IgA2

3. Imunoglobulin M

Merupakan jenis Ig yang paling baik dalam mengikat komplemen karena strukturnya yang pentamer. Ig ini disekresi pada tahap awal respon sel plasma sehingga berada pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.

4. Imunoglobulin D

Ig ini juga berada pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen, namun tidak dapat mengikat komplemen.

5. Imunoglobulin E

Merupakan jenis Ig yang paling sedikit pada tubuh. Ig ini berfungsi sebagai mediator pelepasan histamin sebagai respon alergi.

0 komentar:

Posting Komentar